Rabu, 23 Januari 2013

study photography


 captured by Nanda Amir Arianto (Click Image to See 
 More From Nanda Amir Arianto)

These days, everyone’s a photographer, from the studio owner shooting weddings on the weekends, to your cousin with a camera phone. Cameras are more widely available now than ever before, and many people are discovering a love for photography. Some even choose to pursue it as a career, taking on photography courses or a full degree in the subject. Whether you’re a serious student, accomplished artist, or a hobbyist, there is much to learn from these icons of photography, both from today and years past.
1. Alfred Stieglitz: Alfred Stieglitz is known as the patron saint of straight photography, pioneering the idea that a photo should be about the subject, moment, and artist’s vision rather than a contrived manipulation. In Stieglitz’ time, photography was not considered much of an art form, but this artist worked passionately to ensure that his photographs had as much or more artistic expression as a traditional artist’s work. In today’s age of styled shoots and Photoshop, studying his approach to photography offers a refreshing look into photography as artistic expression.
2. Ansel Adams: Of all the photographers on this list, Ansel Adams is perhaps the most widely recognized, and for a good reason. His photographs of the American West, particularly Yosemite National Park, are iconic and beloved. In addition to his impressive body of work, Ansel Adams left his mark on photography by developing the Zone System. This system was a way to determine proper exposure and contrast in the final print, and it resulted in intense clarity and depth, as evidenced by his photographs. His intense commitment to quality is inspiring to photography students.
3. Diane Arbus: Norman Mailer said that “Giving a camera to Diane Arbus is like putting a live grenade in the hands of a child.” Her photographs are shocking, catching subjects in an unmasked moment, whether they were of famous writers and actors or transvestites. In this style, Arbus teaches a lesson about not aiming to capture the surface of a subject, but rather, working to reveal the subject’s true self through art.
4. Louis-Jacques-Mande Daguerre: Lovers of photographic prints owe a debt of gratitude to Daguerre. Although he was a Romantic painter, printmaker, and inventor of the Diorama, Daguerre’s most monumental contribution to society is the daguerreotype, the world’s first reliable process of creating a permanent photo. Using light and chemistry, Daguerre created photographic images on silver-plated sheets of copper that are the ancestors of today’s photographs.
5. Phillipe Halsman: Philippe Halsman is best known for his jumping photographs of famous subjects from the middle of the 20th century, from Richard Nixon to the Duke and Duchess of Windsor. Halsman’s body of work also includes surreal portraits of the artist Salvador Dali that leave the viewer puzzled and trying to figure out how the photograph was physically possible. Any photography student who is interested in pushing the envelope with portraits should study Phillipe Halsman’s portraiture.
6. David LaChapelle: Although many iconic photographers are from centuries and decades past, David LaChapelle is a fine art photographer currently working today. He offers photography students inspiration for creating their own strong and individualistic photography. In his work, you will see bold, surreal examples that highlight an understanding of social and political issues with a sense of humor.
7. Sally Mann: Another actively working photographer, Sally Mann is just in the middle of her career. She was named America’s Best Photographer by Time magazine in 2001 for her stunning work of her family, as well as southern landscapes and her series of decomposing bodies. Her work has pushed buttons, from nude photographs of her children to rotting corpses, and she likes it that way. Students can study her work to see how it’s possible to keep a consistent style and vision, even when working with subjects that are completely unlike one another.
8. Jerry Uelsmann: Jerry Uelsmann believed that using a camera allowed him to exist in a world outside of himself, in the work that he captured. The world in Uelsmann’s photographs looks much different than the one we live in, as he created composite photographs depicting surrealist images. With a digital camera and Photoshop, photographers today might be able to create similar work with relative ease. But Uelsmann did it before Photoshop, using multiple negatives, enlargers, and extensive darkroom work to create his work, bucking the idea that a final image could be composed from many negatives. His commitment to doing something extensively different is an inspiration to today’s photography students.
9. Jacques Henri Lartigue: Lartigue began taking photos at the age of 7, documenting his friends, family, and the world around him. He is known as the father of modern photography, and the first “amateur” photographer. Photography students can learn the pure joy of photography from this unsuspecting artist. He lived most of his life as an amateur photographer, not even knowing how remarkable his work was until his childhood photographs were discovered and exhibited at the Museum of Modern Art in New York at the age of 69.
10. Elliot Erwitt: Photography students interested in a lifestyle or photojournalistic approach to photos will enjoy studying Elliot Erwitt’s life and work. He is the purveyor of the “non-photograph,” taking a casual approach that unveils a true portrait of his subjects, whether they are dogs or Marilyn Monroe. Study his work to learn about the beauty of casual and uncontrollable photography.
About the Author
I’m Adam Park, a freelance writer and blogger. I regularly contribute to the http://www.bachelorsdegreeonline.com/blog/, which discusses about education, students life, college life, career and History. Particularly love to connect with my readers. Please be open to send me your questions comments or any suggestion to:Namywo@yahoo,co,id

Belajar Photography

8 Langkah Untuk Mengembangkan Visi Fotografi Anda

Seorang penulis buku memiliki apa yang mereka sebut "suara penulis". Bagi mereka, hal tersebut adalah yang paling penting yang harus mereka kembangkan untuk menjadi penulis sukses. Bagi Anda, sebagai fotografer, Anda harus belajar untuk mengembangkan versi Anda sendiri "suara penulis" - dan yaitu visi fotografer Anda.

Artikel ini akan menjelaskan 8 langkah yang akan membantu Anda untuk mengembangkan dan menumbuhkan visi fotografer Anda dan memungkinkan Anda untuk tumbuh menjadi fotografer yang Anda harapkan.

Langkah1: Belajar Melihat (Learn to See)

Learn to See: Visi fotografer Anda adalah kemampuan Anda untuk "melihat" dunia secara terbuka dan apa adanya tentang keindahan segala sesuatu yang ada di sekitar Anda
Sumber foto: Steve took it
Hal pertama yang perlu diingat ketika mengembangkan visi fotografer Anda adalah mengenali bahwa kemampuan Anda yang sedang berkembang adalah kemampuan Anda untuk MELIHAT (SEE). Sekarang, banyak dari Anda mungkin berseru, "Aku sudah tahu bagaimana untuk melihat." Tapi melihat dalam pengertian ini, bukan hanya proses melihat begitu saja dengan mata Anda.

Sebagai seorang fotografer, "melihat" adalah campuran "penglihatan" Anda secara fisik ditambah "visi" mental Anda . Ini adalah kemampuan untuk melihat hal-hal sebagaimana adanya kepada Anda, tanpa filter dari apa yang Anda pikirkan seharusnya. Ini adalah proses penggabungan tentang semua yang Anda pikirkan dan yang Anda lihat, dan benar-benar melihat dunia ini apa adanya. Ini bukan tentang menambahkan lebih banyak, tetapi tentang melihat dengan "kejelasan."

Langkah 2: Lihat Sekitar Anda (Observe Your Surroundings)

Cara yang baik untuk berlatih meningkatkan kemampuan Anda melihat dan visi fotografer Anda adalah dengan mengamati hal-hal di sekitar Anda. Anda dapat melakukan hal ini setiap saat dan tanpa memelukan waktu ekstra, yang diperlukan adalah sedikit "perhatian" ekstra.

Dalam kehidupan Anda sehari-hari, cobalah lakukan pengamatan terhadap lingkungan Anda.
Lihatlah apa yang ada di depan Anda. Tanyakan kepada diri sendiri, "apa yang saya lihat? Apa yang saya cari? Dan kemudian dengarkan suara hati Anda, bukan suara pertanyaan Anda, tetapi suara hati diam Anda - suara yang memiliki jawaban.

Langkah 3: Terpesona Dengan Hal Yang Biasa (Became Fascinated with Normal)

Became Fascinated with Normal: Bila Anda belajar untuk MELIHAT dengan hanya mengamati sekeliling Anda, Anda akan menjadi terpesona dengan sesuatu yang biasa.
Sumber foto: Bossbob50
Salah satu hasil dari teknik sederhana mengamati lingkungan Anda adalah bahwa Anda akan menjadi terpesona dengan segala sesuatu yang Anda lihat. Ketika Anda mulai mengamati sekeliling Anda, Anda akan mulai menghargai dunia yang Anda lihat di depan mata Anda. Ketika Anda mulai menghargai keindahan di dunia, Anda mulai melihat secara berbeda. Tiba-tiba, segala sesuatu menjadi indah. Apa pun bisa menjadi seni. Semuanya hidup dan mengalir dengan keindahan yang megah dan Anda, sebagai fotografer, ingin menangkap keindahan yang di gambar Anda. Sebuah pemandangan bukan hanya berupa gunung dan danau, tetapi hasil dari kekuatan revolusi triliunan tahun yang lalu yang membuat kehidupan di bumi menjadi mungkin. Dan kemudian Anda melihat keindahan sederhana dari senyum, keindahan menatap mata seseorang, keindahan pohon, bunga. Semua hal menjadi indah.

Langkah 4: Perhatikan Karya Foto Yang Anda Kagumi

Sebuah cara yang bagus untuk mengembangkan visi fotografer Anda adalah memperhatikan apa yang Anda suka dalam karya-karya fotografer lain yang Anda kagumi. Tanyakan kepada diri sendiri, "Apa yang membuat saya suka terhadap foto ini?". Lihatlah ciri-ciri, karakteristik dan kualitas foto yang mereka miliki, kemudian gabungkan elemen-elemen tersebut kedalam Anda sendiri.

Ketika Anda dapat belajar untuk menghargai seluk-beluk dan rincian dalam karya orang lain, Anda akan mulai menghargai Anda sendiri.

Langkah 5: Jadilah Pelatih Bagi Diri Sendiri

Setelah Anda telah mengembangkan teknik fotografi dan mengaplikasikannya dalam sebuah foto, langkah selanjutnya adalah menjadi pelatih bagi diri Anda sendiri untuk menganalisa foto yang Anda hasilkan. Proses analisis diri akan membantu Anda untuk melihat apa yang Anda sukai tentang foto Anda sendiri. Hal-hal yang Anda suka, Anda pertahankan dan lakukan pengembangan diri. Hal-hal yang Anda tidak suka, Anda buang dan lakukan pengerjaan ulang.

Langkah 6: Dengarkan Intuisi Anda

Sering kali dalam proses meninjau kembali hasil foto Anda, Anda akan menemukan pertanyaan yang Anda tidak bisa menjawab. Sering terdengar sesuatu seperti: "Apakah saya menyukai ini, atau apakah saya menyukai itu?" "Mana yang lebih baik, yang ini atau yang itu?". Pada saat ini, Anda mungkin merasa terjebak. Anda mungkin merasa perkembangan Anda terhenti karena Anda tidak bisa menyelesaikan dilema ini. Anda tidak yakin dari arah mana Anda untuk mengambil foto.

Jika Anda menemukan diri Anda dalam situasi seperti ini, jawaban terbaik untuk Anda adalah untuk "mendengarkan intuisi Anda". Intuisi Anda adalah "suara hati" yang tahu semua jawaban. Cara terbaik untuk mendengarkan intuisi Anda, adalah untuk diam dengan itu.

Langkah 7: Minta Masukan

Cara lain yang berguna untuk membantu Anda tumbuh dan berkembang dengan visi fotografi Anda, adalah dengan meminta orang lain untuk berpendapat tentang foto Anda atau lebih khusus lagi, meminta pendapat dari orang yang Anda kagumi dan percaya.Untuk menggunakan teknik secara tepat, penting Anda ingat bahwa pendapat mereka adalah untuk membantu Anda menjadi lebih baik. Anda bisa meng-upload foto hasil karya Anda melalui jejaring sosial seperti Facebook dan kemudian minta masukan dari orang-orang yang sudah lama berkecimpung di dunia fotografi. Semakin sering Anda melakukan teknik ini, kemampuan visi fotografi Anda akan cenderung meningkat.

Langkah 8: Praktekkan

Semua pengamatan, analisis, dan kritik tidak akan berguna jika Anda tidak mempraktekannya. Pada titik tertentu, Anda harus mencobanya, jangan sampai terjebak dalam proses belajar sehingga lupa akan tujuan awal Anda. Bayangkan seorang penulis yang tidak menulis, Dia mungkin penulis terbaik di dunia, tetapi jika dia tidak menulis apa pun, itu takkan ada gunanya itu?

Visi fotografer Anda hanya dapat dimanfaatkan jika Anda membuat foto-foto yang mencerminkan visi tersebut. Oleh karena itu, tindakan yang paling penting Anda ambil sebagai fotografer adalah dengan hanya memotret.

Belajar Photography

10 Tips Untuk Mendapatkan Hasil Maksimal Dari Kamera DSLR Anda

Kamera digital saat ini mengalami perkembangan yang luar biasa cepat. Hampir setiap beberapa bulan produsen kamera akan memperkenalkan sebuah body baru sarat dengan fitur dan teknologi yang sebelumnya tidak tersedia, tetapi hal ini bukan merupakan sesuatu hal yang buruk. Semua fotografer memperoleh manfaat lebih dari kamera baru ini dalam hal meningkatkan kinerja mereka, hal itu berarti Anda mungkin harus meng-upgrade kamera Anda setiap tahun atau lebih. Era kamera menggunakan roll film sudah lewat dimana Anda dulu dapat meng-upgrade kamera Anda setiap lima tahun atau lebih.

Kamera digital saat ini seolah-olah menjelma menjadi sebuah super computer, dimana di dalamnya dapat menghasilkan proses untuk shooting, playback bahkan editing. Untuk pemula atau pro yang sudah berpengalaman, sangat penting untuk mengetahui pengaturan apa saja yang terdapat dalam sebuah kamera dan mengaturnya untuk kebutuhan mereka masing-masing sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dari kamera tersebut. Gunakan tips di bawah ini untuk mendapatkan performa terbaik dari DSLR baru Anda:

1.    Gunakan format file RAW
Memilih format file yang tepat adalah langkah pertama dalam menggunakan DSLR baru Anda. Format file menentukan ukuran dan kualitas gambar yang dapat disimpan pada kartu memori Anda. Terdapat dua pilihan, JPEG atau RAW. File JPEG diproses dalam kamera sesuai dengan pengaturan yang telah Anda tetapkan. File ini baik untuk berbagai keperluan selama Anda mendapatkan eksposure dan white balance yang tepat. Tetapi ketika Anda membuka file JPEG di komputer, data yang telah disimpan dalam format ini akan mengurangi pilihan Anda untuk lebih mengoptimalkan gambar.
File RAW adalah data yang benar-benar murni atau belum diproses, yang mengandung data sensor pixel yang asli.
Software editing saat ini memiliki banyak pilihan untuk pengolahan RAW, yang memungkinkan berbagai penyesuaian dari gambar RAW tanpa menurunkan kualitasnya. Jika Anda baru memulai, coba gunakan opsi RAW + JPEG, jika kamera Anda memiliki pilihan ini untuk mendapatkan kedua format gambar tersebut. Pendekatan ini membutuhkan ruang memori lebih banyak, tetapi Anda memiliki keleluasaan dalam mengolah dan melakukan penyesuaian sesuai dengan keinginan Anda.

2.    Gunakan Noise Reduction pada kamera
Anda dapat mengambil gambar dalam format RAW dan kemudian melakukan sebagian optimasi pada postprocessing. Anda dapat melakukan sharpening, color saturation dan juga contrast serta variable lain dalam Photoshop sebagai media dalam Anda mengolah gambar. Tetapi ada satu pengaturan yang dapat dilakukan di dalam kamera yaitu pengaturan untuk mengurangi noise yaitu noise reduction.
Jika Anda suka mengambil gambar senja hari dan memotret bintang, situasi ini adalah minim cahaya dan memerlukan bukaan lensa dari satu detik hingga lebih dari satu jam. Exposure yang panjang akan mengakibatkan noise yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena sensor digital memanas sehingga mengakibatkan gambar yang diperoleh akan menghasilkan noise yang cukup mengganggu.
Tetapi ada kabar baik dari produsen kamera digital saat ini, bahwa banyak kamera digital sekarang memiliki fasilitas noise reduction. Dalam fotografi digital, pengurangan dark frame adalah cara untuk meminimalkan noise gambar untuk foto yang diambil dengan waktu pemaparan yang panjang (long exposure). Ia mengambil keuntungan dari fakta bahwa komponen noise, yang dikenal sebagai fixed-pattern noise, adalah sama dari satu gambar ke gambar yang lain: yaitu noise yang berasal dari sensor (dead or hot pixels).  Ia bekerja dengan mengambil gambar pada saat rana tertutup. Kamera kemudian menggunakan cara ini untuk mengidentifikasi pixel panas atau noise dan kemudian menghilangkannya. Bagaimanapun juga jangka waktu pengambilan gambar yang pertama adalah sama ketika kamera mengambil gambar untuk dark frame. Dalam contoh di atas, setelah pengambilan gambar bintang selama satu jam, Anda hanya perlu menyimpan kamera sementara dalam jangka waktu satu jam, dan kemudian Anda akan mendapatkan gambar yang bersih dari noise.

3.    Gunakan White Balance
White Balance adalah istilah dalam fotografi untuk kalibrasi titik berwarna putih. Sebagaimana dijelaskan pada bagian suhu warna / color temperature, warna yang dianggap putih dapat bervariasi tergantung pada kondisi pencahayaan. Konsep “warna putih” menjadi bukan sesuatu yang absolut. Kebanyakan kamera digital dapat diatur untuk memilih warna putih sesuai selera Anda, biasanya dengan cara mengarahkan kamera ke objek berwarna putih dalam sinaran cahaya yang ada, teknik ini disebut manual white balance. Beberapa kamera dapat juga mendeteksi adanya cahaya sekitar dan menentukan sendiri warna putih yang dimaksud – hal ini disebut automatic white balance. Sedangkan pemilihan white balance berdasarkan pilihan jenis lampu yang disediakan pada kamera digital disebut pre-set white balance.

4.    Gunakan Autofocus untuk memotret
Untuk objek diam biasanya pada model foto lanskap dan portrait, biasanya Anda pasti sering menggunakan mode fokus manual. Tapi untuk objek bergerak misalkan burung yang terbang di angkasa kita tentu tidak akan dapat menggunakan mode fokus manual untuk dapat menangkap pergerakan burung dengan cepat kita dapat menggunakan mode autofocus.
Terdapat 3 peraturan penting ketika kita menggunakan mode autofocus untuk objek bergerak:
Pertama, aktifkan continuous servo focus. Mode ini memberitahu kamera bahwa objek bergerak sehingga kamera akan terus memfokuskan kembali untuk membekukan objek. Kedua, pilih dynamic focus untuk mengaktifkan lebih banyak titik fokus dalam kamera Anda. Pola ini bervariasi untuk setiap kamera, tetapi biasanya digunakan pola 9-point group pattern untuk objek yang bergerak dalam arah yang diprediksi. Tetapi untuk objek yang bergerak tidak menentu, Anda dapat memilih pola kelompok yang lebih besar. Ketiga, atau yang terakhir adalah dengan mengatur frame rate (jumlah bingkai gambar atau frame yang ditunjukkan setiap detik dalam membuat gambar bergerak; diwujudkan dalam satuan fps (frames per second), makin tinggi angka fps-nya, semakin mulus gambar bergeraknya). Dalam setiap kamera Anda akan menjumpai frame rate yang berbeda-beda, ada yang 5fps, 3.9fps, 6.3fps. Semuanya dapat digunakan tergantung dengan kebutuhan Anda.

5.    Nyalakan High-Speed Flash Sync
TTL Flash (TTL = Through-The-Lens) dalam fotografi telah memiliki kemajuan besar dalam teknologi dan kemampuannya dalam beberapa tahun terakhir. Dengan sepasang flash dan flash pada kamera Anda yang berfungsi sebagai master, Anda dapat mengambil objek secara nirkabel dan menciptakan foto yang menakjubkan dimana saja Anda melakukan perjalanan. Anda dapat mulai belajar menggunakan flash on-camera dalam mode nirkabel baik sebagai master ataupun sebagai flash remote.
Anda dapat mengatur lebih jauh sinkronisasi pada kemera Anda, pada kamera Nikon pengaturan ini dapat ditemukan dalam fungsi custom pada menu yang terdapat di dalam kamera. Sedangkan untuk Canon, opsi ini dapat ditemukan pada flash itu sendiri. Mengatur high speed flash sync. pada kamera, memungkinkan Anda untuk mengambil gambar dengan speed yang lebih cepat dari kecepatan standar rata-rata kamera yang ada saat ini.
Sebagai contoh, ketika Anda sedang mengambil objek seorang model di pinggir kolam renang dibawah sinar matahari yang terik. Anda ingin menggunakan beberapa flash pada bukaan rana f/2.8. Aperture ini akan memberikan efek blur pada latar belakang objek Anda, pada kamera terlihat petunjuk bahwa kecepatan yang harus digunakan adalah 1/1000 detik untuk bukaan yang tepat. High speed flash sync. akan memungkinkan Anda untuk mengambil gambar pada kecepatan yang memungkinkan dan menambahkan beberapa flash sebagai tambahan.

6.    Gunakan Sensor Cleaning
Anda mungkin pernah merasakan sedikit kesulitan ketika harus membersihkan debu yang menempel pada permukaan lensa Anda bukan? Membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit hanya untuk membersihkan bintik-bintik debu.
Saat ini produsen kamera digital sudah menerapkan pada sebagian besar kamera digital yang mereka produksi dengan menambahkan fungsi sensor cleaning pada kamera. Umumnya fungsi ini bekerja ketika kita hendak menyalakan atau mematikan kamera kita. Fungsi ini cukup membantu kita dalam membersihkan sensor pada kamera. Tapi mungkin ada cara yang lebih baik yang dapat kita lakukan yaitu, kita harus mau membersihkan sensor secara manual. Hal ini dapat kita lakukan ketika kita sering berganti lensa, karena debu bisa saja masuk ketika kita melepas dan mengganti lensa. Lakukan hal ini setiap kali kita akan mengganti lensa pada kamera.

7.    Gunakan Depth-Of-Field Preview
Depth of Field (DOF) berarti kedalaman ruang. Di dunia fotografi, DOF secara teknis berarti rentang atau variasi jarak antara kamera dengan subyek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) gambar yang masih dapat diterima (tidak blur). Dengan kata lain, DOF digunakan untuk menunjukkan ruangan tertentu di dalam foto yang mendapatkan perhatian khusus oleh mata karena adanya perbedaan ketajaman (fokus).
Tombol DOF Preview hanyalah sebuah alat bantu yg memungkinkan kita melihat approximation (perkiraan hasil) foto yang akan terekam oleh kamera. Memang kita hanya bisa melihat perkiraan saja mengingat pandangan pada viewfinder akan bertambah gelap seiring dengan mengecilnya diafragma lensa. Sehingga agak susah menilai mana objeknya yang fokus/tajam dan mana yang tidak.

8.    Gunakan Image Stabilization
Banyak dari lensa kamera saat ini memiliki kemampuan Image Stabilization (stabilisasi-gambar). Teknologi ini secara dramatis telah meningkatkan kemungkinan mendapatkan gambar yang tajam dalam tingkat pencahayaan yang rendah, ketika posisi tangan kita memegang kamera. Mengambil gambar dalam kondisi sangat minim cahaya dengan kecepatan 1/15 detik pada ISO 6400 dengan hasil tajam tanpa blur akibat goncangan tangan, merupakan sebuah dimensi baru dalam era fotografi digital.
Image Stabilizer ada yang dibangun dan ditanamkan ke dalam lensa, dan ada juga dibangun dalam sensor yang ada pada bodi kamera. Sistem ini dapat selalu Anda gunakan kecuali ketika Anda menggunakan tripod atau tergantung dari generasi stabilisasi gambar yang Anda miliki. Beberapa produsen kamera merekomendasikan mengubah stabilisasi menjadi off ketika kita menggunakan tripod. Atau Anda sendiri dapat melakukan riset dari lensa dan kamera Anda untuk dapat menemukan kinerja terbaik dari sistem ini.

9.    Gunakan Rain Cover
Ada satu hal yang harus Anda ingat ketika Anda akan memulai aktifitas dalam pemotretan. Selalu siapkan pelindung kamera dari hujan! (rain cover). Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini sangat sulit diprediksi, ketika siang hari cuaca akan sangat terang dan begitu panasnya sementara menjelang sore hari akan turun hujan.  Memang saat ini banyak bermunculan kamera dengan fasilitas anti hujan, anti debu dan bahkan anti goncangan ketika jatuh. Semua fasilitas tersebut memang memudahkan Anda ketika melakukan pemotretan dalam berbagai kondisi cuaca. Untuk kamera yang pro, bahkan Anda dapat meninggalkan kamera berdiri sendiri di atas tripod ketika hujan turun, sementara Anda berteduh menunggu saat hujan reda!
Jika demikian hebatnya fasilitas yang disediakan kamera digital saat ini, lantas apa fungsinya lagi pelindung kamera dari hujan? Seorang fotografer profesional mengatakan dalam situsnya: “I use a Nikon D3, and it seems almost indestructible. I’ve dropped it on cement floors and shot it in blinding Gobi Desert sandstorms and Alaskan blizzards, and the camera has never let me down. But I still use a rain cover to protect the camera from the elements. Better to be safe than sorry.”
Nah sekarang bagaimana dengan Anda?

10.    Baca buku manual kamera Anda
Bacalah instruksi manual yang ada dalam box kamera Anda! Hal ini menjadi sangat penting agar kita dapat mengetahui bagaimana kamera kita dapat bekerja dan bagaimana kita dapat memaksimalkan pengunannya. Kamera digital yang diproduksi akhir-akhir ini memiliki berbagai macam menu dan fasilitas yang mungkin bagi sebagian dari kita kurang jelas dan kurang begitu memahaminya. Ada fasilitas video, focusing pattern, metering modes, ISO setting dan noise reduction yang mungkin sedikit banyak Anda belum begitu paham benar cara penggunaannya. Untuk itu diperlukan membaca manual book dan sertakan selalu dalam tas kamera Anda!
Tips-tips ini mungkin sedikit berguna bagi Anda, selamat berkarya!

Tips Untuk Teknik Pemotretan Bagi Fotografer Pemula

Tips Untuk Teknik Pemotretan Bagi Fotografer Pemula


Membuat foto indah melibatkan pemikiran-pemikiran dan ide yang kreatif. Meskipun sering terbantu dengan peralatan fotografi yang bagus, namun yang Anda perlukan sebelum pengambilan foto adalah berpikir dan mengerti tentang apa yang Anda coba tangkap dari objek atau yang akan Anda ciptakan dari objek. Berikut ini adalah beberapa teknik pemotretan yang dapat dijadikan pedoman untuk membantu para fotografer pemula dalam meningkatkan keahlian fotografinya.

1. Potret lebih dekat ke Point Of Interest (POI, fokus utama dalam foto)
Setiap kali Anda melihat objek, bergeraklah lebih mendekat (bisa juga dengan menggunakan zoom) agar frame atau foto terlihat terisi penuh oleh objek yang ingin Anda fokuskan, jangan meninggalkan banyak ruang kosong dalam frame atau foto Anda karena akan terlihat tidak menarik oleh orang lain dan objeknya terlihat tidak detail. Coba perhatikan dua foto dibawah ini, mana menurut Anda yang lebih menarik dilihat? Foto yang ke-dua lebih indah dan menarik untuk dilihat bukan?
Objek perahu terlalu jauh, banyak ruang kosong dalam frame
© Jim Miotke 2005
Objek kapal lebih dekat, frame terlihat lebih terisi
© Jim Miotke 2005 
 2. Potret dengan cepat untuk menangkap momen
Jangan sampai terlalu lama dalam melakukan pengaturan pada kamera karena Anda bisa kehilangan momen yang bagus pada objek Anda, lakukan pemotretan sesegera mungkin dan secepat mungkin. Anda tidak usah khawatir tentang pengambilan gambar yang terlalu banyak karena gambar yang tidak bagus nantinya bisa dihapus. Yang penting potret dulu, baru nanti dipelajari masing-masing foto yang sudah diambil.
Foto yang diambil dengan cepat
© Jim Miotke 2005
3. Hati-hati dalam mengkomposisi objek dalam foto
Jika Anda ingin mengkomersilkan foto Anda, lakukan segala usaha terhadap foto Anda agar komposisi objek terlihat seimbang dan indah karena orang-orang lebih banyak merespon foto yang memiliki semua elemen yang seimbang. Upayakan foto mengarahkan mata menuju objek yang difokuskan dengan menggunakan garis atau pola.
Komposisi yang seimbang
© Jim Miotke 2005
4. Selektif dalam menampilkan elemen-elemen dalam foto
Seleksi dan jauhkan elemen-elemen yang dapat mengganggu dan mengalihkan perhatian orang-orang ke objek utama sebagai fokus dari foto atau Point of Interest. Cara yang termudah untuk melakukannya adalah melakukan komposisi melalui jendela bidik kamera Anda, geser posisi tempat Anda akan memotret untuk hindari elemen-elemen yang bisa mengganggu objek utama dalam jendela bidik seperti adanya kabel listrik, ranting pohon yang terlihat dari samping, jari tangan Anda atau tali kamera Anda yang terlihat melalui jendela bidik. Cara lain untuk menyeleksi elemen-elemen dalam foto yaitu dengan melakukan foto editing dengan menggunakan software tertentu untuk menghilangkan elemen-elemen yang mengganggu keindahan foto Anda.
Teknik Panning, cara lain untuk menyeleksi elemen-elemen dalam foto
© Jim Miotke 2005
5. Fokus pada objek
Lakukan latihan memotret dengan menggunakan Aperture yang berbeda dan periksa hasil foto tersebut untuk mempelajari bagaimana Depth-of-Field (DoF, kedalaman fokus foto) mempengaruhi hasil pemotretan Anda. Anda akan menemukan bahwa Depth-of-Field yang lebih kecil atau sempit (f-stop lebih kecil, misal f2.8) menghasilkan foto yang semua fokusnya tertuju pada objek Anda dan background nya akan terlihat blur, teknik foto ini cocok digunakan untuk memotret anak Anda, binatang kesayangan Anda, foto model, dll.
Sedangkan untuk Depth-of-Field yang lebih besar (f-stop lebih besar, misal f22) akan menghasilkan foto dengan fokus ke semua area yang terlihat dalam jendela bidik, teknik ini cocok digunakan untuk memotret pemandangan.
Fokus pada objek dengan DoF yang sempit
© Jim Miotke 2005
6. Bereksperimen dengan Shutter Speed
Salah satu aspek yang paling dasar dan menyenangkan dalam dunia fotografi adalah bahwa Anda memiliki kemampuan untuk memperlambat kurun waktu atau menangkap objek sepersekian detik.
Gunakan teknik Shutter Speed yang lambat dan tripod untuk membuat foto yang cantik dari aliran sungai atau teknik Shutter Speed yang cepat (1/500 keatas) untuk menangkap objek yang bergerak.
Memotret air terjun dengan Shutter Speed lambat
© Jim Miotke 2005
7. Perhatikan arah sumber cahaya
Perhatikan posisi matahari untuk melihat dengan jenis cahaya yang Anda gunakan memotret. Jika Anda ingin menghasilkan foto siluet lakukan pemotretan dengan posisi matahari berada dibelakang objek, sebaliknya jika Anda ingin cahaya fokus pada objek maka lakukan pemotretan dengan posisi matahari berada didepan atau disamping objek. Selain cahaya dari matahari, cahaya dapat dibuat dengan menggunakan lampu dan penggunaan lampu ini lebih fleksibel dalam menentukan arah datangnya cahaya sehingga dapat menghasilkan foto yang lebih bagus.
Foto dengan pencahayaan dari samping, sumber cahaya dari matahari
© Jim Miotke 2005
8. Perhatikan cuaca
Lihat situasi diluar rumah dan putuskan apakah Anda ingin memiliki background langit dalam foto atau tidak. Jika mendung, hindari sebisa mungkin langit tidak tertangkap oleh kamera Anda dan hindari menjadi background foto Anda. Ketika hari cerah, lakukanlah pemotretan dengan menempatkan langit sebagai salah satu elemen dalam foto Anda.
Jika kamera Anda memungkinkan untuk penggunaan filter, gunakanlah filter Polarizer. Hal ini akan membantu Anda membuat langit menjadi lebih biru, kaya warna kontras dan efek indah lainnya.
Foto menggunakan filter Polarizer, menghasilkan efek langit yang lebih biru
© Jim Miotke 2005
9. Gunakan Mode kamera yang cocok buat Anda
Setiap kamera terdapat beberapa Mode pemotretan, jangan hanya terpaku untuk menggunakan Mode "AUTO" atau "Program" yang serba otomatis karena akan menghasilkan foto yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang Anda inginkan. Gunakanlah Mode yang semi otomatis (seperti Aperture Priority; Av, Shutter Speed Priority; Tv, dll) agar Anda bisa mengontrol setting-an tertentu untuk mendapatkan foto yang lebih indah dan sesuai dengan keinginan Anda.

10. Berani dalam memotret
Jangan biarkan diri Anda merasa takut akan resiko dalam memotret objek apapun karena hal tersebut akan mematikan kreatifitas Anda dalam memotret untuk mendapatkan foto yang mengagumkan. Jika Anda ingin memotret momen atau objek yang tidak ingin Anda lewatkan dalam kondisi hujan atau Anda sedang berada diatas perahu, beranikan diri Anda memotret dengan kamera yang telah dilindungi tas plastik transparan yang kedap air (waterproof bag), jangan takut kamera Anda akan basah atau Anda akan kehilangan momen yang mengagumkan.
Foto yang dipotret dari atas perahu dengan menggunakan
kamera yang dilindungi tas yang kedap air
© Jim Miotke 2005